Langsung ke konten utama

KEYAKINAN PONDASI AWAL MENUJU KESUKSESAN

Keyakinan adalah kepercayaan atau kesadaran yang kuat tentang sesuatu, baik itu tentang diri sendiri, orang lain, atau situasi tertentu. Keyakinan dapat mempengaruhi perilaku, emosi, dan keputusan seseorang. Jenis-Jenis Keyakinan Keyakinan Diri: Keyakinan tentang kemampuan dan potensi diri sendiri. Keyakinan Sosial: Keyakinan tentang orang lain dan hubungan sosial. Keyakinan Religius: Keyakinan tentang agama dan kepercayaan. Keyakinan Filsafat: Keyakinan tentang prinsip-prinsip dasar kehidupan dan alam semesta. F ungsi Keyakinan Mengarahkan Perilaku: Keyakinan dapat mengarahkan perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Meningkatkan Motivasi: Keyakinan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mencapai tujuan. Mengurangi Kecemasan: Keyakinan dapat mengurangi kecemasan dan ketidakpastian. Meningkatkan Kualitas Hidup: Keyakinan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan memberikan arah dan tujuan. Cara Membangun Keyakinan Mengembangkan Kemampuan: Mengembangkan kemamp...

UNSUR UNSUR PERBUATAN PIDANA

Unsur-unsur tindak pidana adalah unsur-unsur yang harus ada agar suatu perbuatan dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Berikut adalah unsur-unsur pidana:

Unsur Objektif

  1. Perbuatan (Actus Reus) : Tindakan atau perbuatan yang dilarang oleh hukum. Actus reus adalah istilah hukum yang digunakan dalam hukum pidana untuk menggambarkan tindakan fisik atau perilaku yang merupakan tindak pidana. Istilah ini merujuk pada unsur-unsur eksternal atau yang dapat diamati dari suatu tindak pidana, seperti tindakan, kelalaian, atau kepemilikan zat ilegal.
  2. Akibat (Result) : Akibat atau hasil dari perbuatan tersebut. "Cause and effect" adalah hubungan sebab akibat yang saling menyambung. Artinya, kemunculan sebab pasti akan melahirkan akibat. Begitu juga sebaliknya, adanya suatu akibat berasal dari sebab kemunculannya. 
  3. Kausalitas (Causalitas) : Hubungan sebab-akibat antara perbuatan dan akibat. Kausalitas adalah prinsip yang menjelaskan hubungan antara sebab dan akibat. Kausalitas dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti sejarah, hukum pidana, dan filsafat.
Unsur Subjektif
  1. Kesalahan (Mens Rea) : Niat atau kesadaran untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh hukum. Mens rea atau niat jahat adalah keadaan pikiran pelaku tindak pidana yang menjadi dasar pertanggungjawaban pidana. Mens rea merupakan unsur penting dalam hukum pidana Indonesia.
  2. Itikad Buruk (Dolus) : Niat untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh hukum dengan tujuan untuk merugikan orang lain. Itikad buruk adalah istilah yang dapat diartikan dengan berbagai cara. Namun, secara umum, istilah ini merujuk pada situasi di mana seseorang atau organisasi dengan sengaja bertindak tidak jujur atau tidak etis, sering kali untuk menipu atau mengambil keuntungan dari pihak lain.
  3. Kurangnya Perhatian (Culpa) : Kurangnya perhatian atau kehati-hatian yang menyebabkan perbuatan yang dilarang oleh hukum. Istilah kealpaan ini disebut “schuld” atau “culpa” yang dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “kesalahan”. Tetapi maksudnya dalam arti sempit sebagai suatu macam kesalahan yang sipelaku tindak pidana tidak seperti kesengajaan, yaitu kurang hati-hati sehingga membuat yang tidak disengaja terjadi
Unsur Formal
  1. Peraturan Hukum (Lex) : Peraturan hukum yang melarang perbuatan tersebut. Peraturan hukum (lex) adalah peraturan tertulis yang mengikat masyarakat dan didasarkan pada aturan hukum yang jelas. Lex berasal dari bahasa Latin yang berarti "undang-undang" atau "aturan hukum". 
  2. Yurisdiksi (Jurisdiksi) : Wilayah hukum di mana perbuatan tersebut dilakukan. Yurisdiksi adalah kewenangan atau kekuasaan berdasarkan hukum untuk menetapkan hukum, mengadili, dan menegakkan peraturan. Yurisdiksi juga dapat diartikan sebagai wilayah atau daerah tempat berlakunya undang-undang.
  3. Kewenangan (Kompetensi) : Kewenangan pengadilan untuk mengadili perbuatan tersebut. Kewenangan (kompetensi) adalah kekuasaan atau kewenangan untuk memutuskan sesuatu. Dalam konteks hukum, kompetensi dapat diartikan sebagai pembagian kekuasaan antar badan peradilan. Kompetensi dibedakan menjadi kompetensi absolut dan kompetensi relatif. 
Dengan demikian, unsur-unsur pidana adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu tindakan untuk dapat dianggap sebagai tindak pidana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara dan Kasiat Mengamalkan dzikir "YAA RAHMAN YAA RAHIM"

Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki banyak kasiat dan pada dasarnya setiap doa itu akan di ijabah karena keyakinan penyerahan diri kita kepada zat yang maha sempurna. Seperti yang disebutkan dalam hadis. “Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad). Dari hadis tersebut telah dapat kita pokok dasarnya bahwa doa yang kita panjatkan itu tergantung juga dengan keyakinan diri kita, jika ada secuilpun rasa ragu maka kemungkinan besar doa itu tidak sampai sebab masi ada yang menghalanginya, yaitu rasa was-was atau keraguan kita. Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki manfaat diantaranya yang akan penulis sampaikan ini manfaat dzikir Ya Rahman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quraan bahwa dengan menyebut asmaulhusna untuk bermohon pertolongan kepada Allah SWT. disebutkan dalam ayat: Hanya milik Allah asma’ulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tingg...

Biarkan Masa Lalu Berlalu Nikmati Masa Sekarang dan Yakin Akan Masa Depan

Kadang kalah dalam suasana kesunyian malam membawa kita akan cerita masa lalu yang telah kita lewati, suasana sunyih itu menghembuskan bayangan tersendiri yang membawa kita ke masa lalu dan membuat kita seakan ingin kembali lagi di masa lalu dan atau bisa membuat kita menangis menyesali akan masa lalu, namu biarkan cerita masa lalu itu menjadi bagian cerita kita yang akan meberi warna tersendiri untuk perjalanan hidup kita. Banyak cerita yang kadang kala membuat kita ingin mengulangnya kembali dan membawa kita terhanyut dengan kesendirian dan kesunyian itu, cerita-cerita yang telah kita lewati seperti menusuk di dalam rasa yang seolah mebawa kita kepada rasa yang tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Kita terbawa di dalam rasa akan masa lalu yang telah kita lewati seolah jika ada waktu kita ingin kembali di masa itu untuk menikmatinya kembali dan atau ingin mengubah ceritanya agar masa lalu itu menjadi cerita yang semakin indah. Rasa ini memang memiliki arti tersendiri dalam ke...

CONTOH DUPLIK UNTUK GUGATAN PMH

Duplik adalah jawaban kedua yang diajukan dalam proses sidang pengadilan. Duplik merupakan jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat. Duplik dapat diajukan secara tertulis maupun lisan. Dalam hukum acara pidana, duplik diajukan oleh penasihat hukum atau pembelaan terdakwa atas replik penuntut umum. Dalam hukum acara perdata, duplik diajukan oleh tergugat atas replik penggugat. Tujuan duplik adalah: Meneguhkan jawaban tergugat. Memberikan penjelasan lebih lanjut atau mengklarifikasi hal-hal yang dianggap penting oleh pihak tergugat. Mempertahankan argumentasi tergugat dalam jawabannya atas gugatan penggugat. Dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil atau pernyataan yang diajukan oleh tergugat tidak bertentangan dengan dalil yang telah dibuat dalam jawaban gugatan atau eksepsi. Duplik juga dapat diartikan sebagai upaya tergugat konvensi/penggugat rekonvensi dalam mempertahankan argumentasi dalam jawaban atas gugatan penggugat konvensi/tergugat rekonvensi. Contohnya : ........