Langsung ke konten utama

KEYAKINAN PONDASI AWAL MENUJU KESUKSESAN

Keyakinan adalah kepercayaan atau kesadaran yang kuat tentang sesuatu, baik itu tentang diri sendiri, orang lain, atau situasi tertentu. Keyakinan dapat mempengaruhi perilaku, emosi, dan keputusan seseorang. Jenis-Jenis Keyakinan Keyakinan Diri: Keyakinan tentang kemampuan dan potensi diri sendiri. Keyakinan Sosial: Keyakinan tentang orang lain dan hubungan sosial. Keyakinan Religius: Keyakinan tentang agama dan kepercayaan. Keyakinan Filsafat: Keyakinan tentang prinsip-prinsip dasar kehidupan dan alam semesta. F ungsi Keyakinan Mengarahkan Perilaku: Keyakinan dapat mengarahkan perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Meningkatkan Motivasi: Keyakinan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mencapai tujuan. Mengurangi Kecemasan: Keyakinan dapat mengurangi kecemasan dan ketidakpastian. Meningkatkan Kualitas Hidup: Keyakinan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan memberikan arah dan tujuan. Cara Membangun Keyakinan Mengembangkan Kemampuan: Mengembangkan kemamp...

Menjemput Rezeki yang Berkah

Dialog dua Ulama besar yaitu Imam Malik dan Imam Syafi'i.

Imam Malik berpendapat : Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rizki, Hal ini berdasarkan hadits.

"Andai kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal niscaya Allah akan berikan rizki kepada kalian sebagaimana Dia memberikan rizki kepada burung yang pergi dalam keadaan lapar lalu pulang dalam keadaan kenyang" (HR. Ahmad dan yg lain).

Adapun Imam Syafi'i berbeda dengan Imam Malik dalam hal ini, ia mengatakan bahwa seandainya burung itu tidak keluar dari sangkarnya dan pulang kembali niscaya tidak akan mendapat Rizki, artinya ia telah melakukan usaha.

Masing-masing bertahan pada pendapatnya. Imam Malik mengambil potongan hadist (Niscaya kalian akan diberikan Rizki sebagaimana burung), sedangkan muridnya Imam Asy Syafi'i mengambil sisi hadist (Kalau burung tidak keluar dari sangkarnya maka tidak akan mendapatkan rizki).

Imam syafii lalu pergi dan bertemu dengan seorang laki laki yang membawa pikulan /barang yang berat. Lalu Imam Syafii membantu orang tersebut. Kemudian sesampainya dirumah, Laki laki tersebut memberikan Qurma pada imam syafii.

Maka Imam syafii makin yakin bahwa REZEKI AKAN DATANG KALAU DI JEMPUT, Maka dia kembali datang ke rumah Imam malik dengan membawa qurma tersebut dan mereka makan berdua. Imam Syafii mengatakan bahwa qurma itu tidak akan dia dapatkan kalau dia tidak keluar ( tidak di jemput), namun Imam Malik justru menimpali bahwa TANPA DI JEMPUT PUN REZEKI DATANG SENDIRI karena nyatanya, tanpe pergi kemana manapun Imam Malik dapat Qurma “YANG DIBAWA” oleh imam syafii.

Dua ulama ini menunjukan bahwa ada rezeki yang harus di jemput dan ada rezeki yang akan datang dengan sendirinya.

Intinya Rezeki ada yang datang dengan sendirinya dan ada yang harus di jemput/ diusahakan, yang perlu kita ingat, KITA TIDAK AKAN MATI Sampai Jatah rezeki kita telah diterima semua. sebagaimana disebutkan di dalam hadis, “Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya REZEKINYA AKAN MENGEJARNYA SEBAGAIMANA KEMATIAN ITU AKAN MENGEJARNYA.” (HR. Ibnu Hibban).

Allah SWT sudah menjamin rezeki setiap makhluk ciptaan-Nya. Tak hanya manusia, Allah juga menjamin rezeki hewan dan tumbuhan.

" Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. [Hud 11]: 6)

Dengan kata lain, rezeki seorang hamba tak dipengaruhi oleh pendidikan ataupun kecerdasannya. Karena, semua sudah diatur oleh Allah dan datangnya bisa dari arah manapun yang tak disangka sebelumnya.

Rezeki Allah untuk makhluk-Nya pun amatlah luas. Jadi tak ada alasan bagi seorang hamba untuk iri terhadap rezeki orang lain.

" Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab, Allah. Maka katakanlah, Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?" (QS. Yunus [10]: 31)

Meski sudah diatur dan dijamin oleh Allah, bukan berarti manusia cukup diam saja menunggu datangnya rezeki. Rezeki harus dijemput dan diupayakan.

"Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. At-Taubah [9]: 105)

Oleh sebab itu jangan pernah malas berusaha dalam menjemput rezeki Allah, kejar dan berusaha serta iringin dengan doa, hasil serahkan kepada pemilik alam semesta. Sebab, Allah senantiasa melihat upaya kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara dan Kasiat Mengamalkan dzikir "YAA RAHMAN YAA RAHIM"

Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki banyak kasiat dan pada dasarnya setiap doa itu akan di ijabah karena keyakinan penyerahan diri kita kepada zat yang maha sempurna. Seperti yang disebutkan dalam hadis. “Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad). Dari hadis tersebut telah dapat kita pokok dasarnya bahwa doa yang kita panjatkan itu tergantung juga dengan keyakinan diri kita, jika ada secuilpun rasa ragu maka kemungkinan besar doa itu tidak sampai sebab masi ada yang menghalanginya, yaitu rasa was-was atau keraguan kita. Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki manfaat diantaranya yang akan penulis sampaikan ini manfaat dzikir Ya Rahman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quraan bahwa dengan menyebut asmaulhusna untuk bermohon pertolongan kepada Allah SWT. disebutkan dalam ayat: Hanya milik Allah asma’ulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tingg...

Biarkan Masa Lalu Berlalu Nikmati Masa Sekarang dan Yakin Akan Masa Depan

Kadang kalah dalam suasana kesunyian malam membawa kita akan cerita masa lalu yang telah kita lewati, suasana sunyih itu menghembuskan bayangan tersendiri yang membawa kita ke masa lalu dan membuat kita seakan ingin kembali lagi di masa lalu dan atau bisa membuat kita menangis menyesali akan masa lalu, namu biarkan cerita masa lalu itu menjadi bagian cerita kita yang akan meberi warna tersendiri untuk perjalanan hidup kita. Banyak cerita yang kadang kala membuat kita ingin mengulangnya kembali dan membawa kita terhanyut dengan kesendirian dan kesunyian itu, cerita-cerita yang telah kita lewati seperti menusuk di dalam rasa yang seolah mebawa kita kepada rasa yang tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Kita terbawa di dalam rasa akan masa lalu yang telah kita lewati seolah jika ada waktu kita ingin kembali di masa itu untuk menikmatinya kembali dan atau ingin mengubah ceritanya agar masa lalu itu menjadi cerita yang semakin indah. Rasa ini memang memiliki arti tersendiri dalam ke...

CONTOH DUPLIK UNTUK GUGATAN PMH

Duplik adalah jawaban kedua yang diajukan dalam proses sidang pengadilan. Duplik merupakan jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat. Duplik dapat diajukan secara tertulis maupun lisan. Dalam hukum acara pidana, duplik diajukan oleh penasihat hukum atau pembelaan terdakwa atas replik penuntut umum. Dalam hukum acara perdata, duplik diajukan oleh tergugat atas replik penggugat. Tujuan duplik adalah: Meneguhkan jawaban tergugat. Memberikan penjelasan lebih lanjut atau mengklarifikasi hal-hal yang dianggap penting oleh pihak tergugat. Mempertahankan argumentasi tergugat dalam jawabannya atas gugatan penggugat. Dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil atau pernyataan yang diajukan oleh tergugat tidak bertentangan dengan dalil yang telah dibuat dalam jawaban gugatan atau eksepsi. Duplik juga dapat diartikan sebagai upaya tergugat konvensi/penggugat rekonvensi dalam mempertahankan argumentasi dalam jawaban atas gugatan penggugat konvensi/tergugat rekonvensi. Contohnya : ........