Wabah penyakit terjadi juga
di zaman Rasulullah SAW. Wabah tersebut salah satunya kusta yang menular dan
mematikan sebelum diketahui obatnya. Nabi memerintahkan tidak dekat-dekat atau
melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy.
Artinya: "Jangan kamu
terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhori)
Hadist ini dinilai hasan dan
sesuai bakteri penyebab kusta yang ternyata mudah menular antar manusia. Nabi
Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya jangan berada dekat wilayah
yang sedang terkena wabah.
Artinya: "Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
(HR Bukhari)
Hadist ini mirip metode
karantina yang kini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit. Selain kusta,
Nabi Muhammad SAW juga pernah menghadapi wabah di masa hijrah ke Madinah. Saat
itu situasi Madinah dikatakan sangat buruk dengan air yang keruh dan penuh
wabah penyakit.
Menghadapi situasi tersebut,
Nabi Muhammad SAW meminta pengikutnya untuk sabar sambil berharap pertolongan
dari Allah SWT. Seperti diceritakan Aisyah, mereka yang bersabar dijanjikan
syahid.
Dalam hadist juga disebutkan
janji surga dan pahala bagi yang bersabar saat menghadapi wabah penyakit.
Artinya: "Kematian
karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR
Bukhori).
Selain di masa Rasulullah,
kisah wabah penyakit juga ada di masa khalifah Umar bin Khattab. Dalam hadist
diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam saat kabar wabah penyakit
diterimanya dalam perjalanan.
Hadist yang dinarasikan
Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan.
Artinya: Umar sedang dalam
perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar
mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian
mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika kamu
mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika
terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
(HR Bukhori).
Dalam hadist yang juga
diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan
Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan
yang dibawa Khalifah Umar.
Menurut Abu Ubaidah, Umar
tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar
menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju
ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan
khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.
Menghadapi kondisi ini, ada
baiknya mengamalkan doa seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam berbagai
hadist.
Arab latin: Allahumma inni
a'udhu bika minal-barasi, wal- jununi, wal-judhami, wa min sayyi'il-asqami'
Artinya: "Ya Allah, aku
mencari perlindungan kepadamu dari kusta, kegilaan, kaki gajah, dan penyakit
jahat. (HR Abu Daud) .
Dalam hadits lain Rasulullah
SAW memberitakan kepada seluruh umatnya, bahwa apabila umat manusia melakukan
lima hal, maka mereka akan dihukum dengan lima hal. Dan kelima perbuatan itu
adalah tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat.
Dalam hadits ini, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan kepada kita bahwa apabila umat
manusia melakukan lima hal, maka mereka akan dihukum dengan lima hal. Dan
kelima perbuatan itu adalah tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat.
Pertama, apabila suatu kaum
sudah terang-terangan melakukan perzinaan maka akan menjalar berbagai wabah dan
penyakit yang tidak dikenal sebelumnya di kalangan mereka. Apa yang disinyalir oleh Baginda Nabi
tersebut saat ini telah benar-benar terjadi. Perzinaan marak di mana-mana,
hamil di luar nikah sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat, pergaulan
bebas muda-mudi yang berujung pada hubungan layaknya suami istri dapat
disaksikan di berbagai tempat, kumpul kebo seakan menjadi tren di masyarakat.
Bahkan kadang perzinaan itu
direkam dan disebar melalui medsos dan internet. Akibat dari itu semua sebagaimana disinyalir
oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, merebaklah virus, wabah
dan penyakit yang tidak dikenal sebelumnya, dan sebagiannya sampai detik ini
belum ditemukan obatnya, seperti virus HIV, flu burung, flu babi, dan—yang terbaru—virus
corona.
Kedua, apabila suatu kaum
telah mengurangi timbangan dan ukuran dan berbuat curang dalam jual beli, maka
mereka akan diazab dengan kemarau berkepanjangan, melambung tingginya harga
kebutuhan pokok, dan kezaliman para penguasa. Hal ini juga sudah terjadi di
tengah-tengah masyarakat kita. Pada masa sekarang, sulit sekali kita menemukan
pedagang yang jujur, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Maknanya: “Seorang pedagang
yang jujur akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama para nabi, para wali yang
berderajat tinggi dan orang-orang yang mati syahid” (HR at-Tirmidzi).
Ketiga, apabila suatu kaum enggan
membayar zakat, Apabila suatu kaum enggan membayar zakat, maka langit akan
berhenti meneteskan air hujan untuk mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menegaskan dalam hadits ini, seandainya bukan karena binatang-binatang,
maka Allah tidak akan menurunkan air hujan sama sekali kepada mereka.
Sebagaimana kita tahu bahwa membayar zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal,
hukumnya adalah wajib bagi yang mampu.
Keengganan membayar zakat
bagi orang yang mampu adalah dosa besar yang mengundang murka Allah subhanahu
wa ta’ala.
Keempat, apabila suatu kaum
telah meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya serta melakukan larangan Allah
dan Rasul-Nya, maka Allah akan menjadikan mereka dikalahkan dan dikuasai oleh
musuh-musuh mereka dari luar kalangan mereka, lalu musuh-musuh itu akan
mengambil paksa apa yang mereka miliki, harta mereka bahkan tanah air mereka.
Hal ini, hadirin sekalian,
telah terjadi di kalangan umat Islam sejak ratusan tahun terakhir. Umat Islam
secara kuantitas sangat banyak jumlahnya, tapi secara kualitas mereka sangat
jauh dari nilai-nilai keislaman sehingga hal itu membuat mereka tidak berdaya di
hadapan umat-umat yang lain.
Memegang teguh aqidah dan
ajaran Islam adalah sebuah kekuatan dahsyat yang tidak akan terkalahkan oleh
siapa pun sebagaimana dibuktikan oleh umat Islam pada masa-masa kejayaan
mereka. Sebaliknya, menjauh dari nilai-nilai keislaman dan banyak berbuat
maksiat adalah kelemahan yang membuat musuh-musuh Islam dengan mudah
mengalahkan mereka.
Sayyidina Umar radliyallahu
‘anhu menegaskan:
Maknanya: “Sesungguhnya kita
dulu (sebelum masuk Islam) adalah kaum yang paling hina, lalu Allah memuliakan
kita dengan Islam, maka jika kita ingin mencari kemuliaan dengan selain Islam,
maka kita akan kembali dihinakan oleh-Nya.” (HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak).
Kelima, apabila suatu kaum,
penguasa dan pemimpin mereka tidak lagi memerintah dengan adil sesuai petunjuk
Al-Qur’an dan lebih menuruti hawa nafsu mereka, maka Allah akan menjadikan kaum
tersebut saling bertengkar, saling berperang dan saling menyerang, sehingga
akhirnya mereka binasa bukan karena serangan musuh dari luar, tapi karena
perang saudara sesama mereka sendiri.
Sesuai saran pemerintah,
untuk mencegah infeksi virus corona sebaiknya selalu menggunakan masker saat
beraktivitas. Selain itu jaga kebersihan dengan rajin cuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir. Langkah selanjutnya adalah segera ke dokter bila
terjadi penurunan fungsi tubuh, terutama jika baru pulang dari Wuhan atau
China.
Komentar