Tanda Besar Kiamat:
Dukhon. Dilansir.
Dari asysyariah.com,
Ad-dukhan sendiri dianalogikan sebagai kesempitan hidup dan kelaparan yang
terjadi ketika Nabi sallallahu’alaihiwassallam mendoakan kejelekan bagi orang-orang
Quraisy. Kaum tersebut ditimpa musibah demikian karena tidak mau memenuhi
seruan dakwah. Mereka melihat sesuatu seperti asap di langit. Pendapat inilah
yang dipegang oleh Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu. Sementara bencana asap
yang juga dikaitkan sebagai Ad-dukhan, dipegang Ibnu ‘Abbas dan sebagian
sahabat dan tabi’in. Peristiwa ini memang belum terjadi dan akan muncul pada
saat zaman telah mendekati penghujung usianya. Seperti yang di firmankan oleh
ALLAH subhanahuwata’ala dalam surah Al-Qur’an yang berbunyi: “Maka tunggulah
hari ketika langit membawa asap yang nyata.” (Ad-Dukhan:10)
Setelah dukhon, Al Mahdi
muncul mendekati usianya ke 40thn. Masa dukhon ini 3thn.
Dajjal (1thn 2 bulan 22
hari).
Fitnah Dajjal akan menjadi
fitnah yang benar-benar mengerikan di akhir zaman. Dajjal akan mempengaruhi
orang-orang yang lemah imannya dan orang-orang yang jatuh ke dalam kubangan
syahwat dan syubhat. Bagi orang-orang yang termasuk kalangan peragu-ragu atau
tergolong orang yang menyembah Allah hanya sekedarnya maka mereka akan menjadi
incaran Dajjal. Bahkan mereka itulah yang sangat diiginkan oleh Dajjal untuk
menjadi korbannya dan masuk ke dalam lingkar fitnahnya.
Dari Nawwas bin Sam’an RA,
dari Rasulullah SAW di dalamnya termaktub, “Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah,
berapa lama Dajjal tinggal di bumi?’ Beliau menjawab, ’40 hari, satu hari
bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan sepekan, dan sisa
hari-harinya sebagaimana hari-hari kalian biasanya.’ Kami bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, sehari yang bagaikan setahun itu, apakah cukup bagi kami salat
sehari saja?’ Beliau menjawab, ‘Tidak, tentukanlah untuk hari itu sesuai
kadarnya." (HR. Muslim)
Dalam rentang waktu yang
begitu lama tersebut, akan terjadi pula kelaparan dan paceklik. Dari Asma’
binti Yazid RA, dia berkata, “Kami bersama Nabi SAW di rumah beliau, maka
beliau bersabda, ‘Di tahun ketiga sebelum munculnya Dajjal, langit menahan
sepertiga air hujannya dan bumi menahan sepertiga tumbuhannya. Di tahun kedua
sebelum keluarnya Dajjal, langit menahan dua pertiga air hujannya dan bumi
menahan dua pertiga tumbuhannya. Setahun sebelum keluarnya Dajjal, langit
menahan seluruh air hujannya dan bumi menahan seluruh tumbuhannya sehingga
tidak tersisa satu pun makhluk yang bersepatu (khuf) atau makhluk berkuku
kecuali pasti mati.” (HR. Ahmad).
Dari Aisyah RA, “Bahwasanya
Rasulullah SAW menceritakan kondisi sulit dan dahsyat yang terjadi menjelang
munculnya Dajjal. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, di manakah orang Arab pada
waktu itu?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, orang Arab pada saat itu sangat
sedikit jumlahnya.’ Aku bertanya lagi, ‘Makanan apakah yang mencukupi
orang-orang beriman pada waktu itu?’ Beliau menjawab, ‘Apapun yang mencukupi
para malaikat, yakni tasbih (ucapan subhanallah), takbir (ucapan Allahu Akbar),
tahmid (ucapan alhamdulillah), dan tahlil (ucapan la ilaha illallah).’ Aku
bertanya, ‘Harta apakah yang paling baik pada waktu itu?’ Beliau menjawab,
‘Seorang budak yang kuat, yang mampu mencukupi kebutuhan air minum tuannya.
Adapun makanan, maka tidak ada makanan pada saat itu’.” (HR. Ahmad)
Sedangkan dalam hadis lain
disebutkan bahwa dengan makanan malaikat, Allah akan menghilangkan rasa lapar
yang melanda hamba-Nya. Dari Ibnu Umar RA, “Bahwa Rasulullah SAW pernah
ditanyai tentang makanan orang-orang beriman pada zaman berkuasanya Dajjal.
Beliau menjawab, ‘makanan malaikat’. Mereka bertanya, ‘Apa makanan malaikat
itu?’ Beliau menjawab, ‘Makanan mereka adalah ucapan mereka dengan tasbih dan
(taqdis) menyucikan Allah. Siapa saja yang ucapannya pada hari itu tasbih dan
taqdis, maka Allah pasti menghilangkan kelaparan darinya sehingga dia tidak takut
kelaparan’.” (HR. Al-Hakim)
Itulah makanan yang akan
digunakan oleh orang-orang beriman saat Dajjal datang di akhir zaman kelak.
Yaitu makanan malaikat yang berupa tasbih, takbir, tahmid dan tahlil. Dengan
makanan malaikat tersebut, niscaya Allah akan mengangkat rasa lapar yang
menimpa orang-orang beriman ketika fitnah Dajjal berlangsung.
‘Isa As.
Setelah keluarnya Dajjal dan
terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah mengutus Nabi ‘Isa Alaihissallam
untuk turun ke bumi. Beliau Alaihissallam turun di Menara Putih yang terletak
sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau Alaihissallam menggunakan
dua pakaian yang dicelup sambil meletakkan kedua tangannya pada sayap dua
Malaikat, apabila beliau menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air,
apabila beliau mengangkat kepala maka (seolah-olah) berjatuhanlah
tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang
mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata memandang.
Beliau turun di tengah golongan yang dimenangkan (ath-Thaa-ifatul Manshuurah)
yang berperang di jalan haq dan berkumpul untuk memerangi Dajja. Beliau turun
pada waktu didirikannya shalat Shubuh dan shalat di belakang pemimpin golongan
tersebut. Beliau tidak membawa syari’at baru namun mengikuti syari’at yang
dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ya’ juj & Ma’juj.
Al Imam Ahmad rahimahullah
meriwayatkan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah sedangkan jari tangan beliau dibalut
dengan perban karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda,
“Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh sementara kalian senantiasa
memerangi musuh hingga datang Ya’juj dan Ma’juj; bermuka lebar, bermata sipit,
berambut pirang, mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti
tameng yang dilapisi kulit." (HR. Ahmad 5: 271. Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad haditsnya dhaif).
Yang ditunjuki oleh berbagai
dalil shahih bahwa mereka adalah orang-orang yang kuat, tidak ada seorang pun
sanggup membunuh mereka kecuali saat turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam.
(berakhirnya fase ke 4)
Matahari terbit dari barat
Terbitnya matahari dari barat adalah salah satu tanda besar Kiamat, hal
tersebut telah tetap berdasarkan al-Qur-an dan as-Sunnah. Allah Ta’ala
berfirman: “… Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna
lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha
berbuat kebaikan dengan imannya itu…” (Al-An’aam: 158)
Telah dinyatakan di berbagai
hadits shahih bahwa yang dimaksud dengan tanda-tanda tersebut di dalam ayat
adalah terbitnya matahari dari barat, dan inilah pendapat mayoritas ulama
tafsir.
Ath-Thabari rahimahullah
berkata setelah menuturkan beberapa pendapat ulama tafsir tentang ayat ini-,
“Dan pendapat yang paling tepat tentang masalah itu adalah yang didukung oleh
banyak riwayat dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau
bersabda: “Hal itu terjadi ketika matahari terbit dari barat.”
Asy-Syaukani rahimahullah
berkata; “Jika telah sah marfu’nya tafsir Nabawi ini dengan jalan yang benar
tanpa ada celaan di dalamnya, maka pendapat tersebut wajib didahulukan dan
harus diambil.”
(ditutupnya pintu taubat)
Dabbatul ard.
An Naml : 82 “Dan apabila
perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari
bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak
yakin kepada ayat-ayat Kami.”
Angin lembut berbau kasturi
pembawa kematian sumbernya dari yaman. Siapapun yang beriman akan dijumpai oleh
angin tersebut, maka orang itu akan meninggal. Serentak satu muka bumi orang
beriman meninggal.
Ada beberapa hadits yang
menyatakan umur umat islam dari mulai Nabi Muhammad berdakwah sampai
serentaknya umat islam meninggal oleh angin lembut. Tapi haditsnya itu dhoif.
Tingkatan hadits ada 3:
- Shohih
- Hassan
- Dhoif
Adab kepada hadits dhoif:
- Menyampaikan hadits dengan penjelasan nya.
- Tidak boleh dibina akidah & keyakinan diatasnya.
- Tidak boleh jadi dalil dan hujjah usuludin.
- Jika bertentangan dengan hadits diatasnya (hadits hassan) maka hadits dhoif tidak dianggap.
Dalam urusan motivasi amal,
sah. Boleh dijadikan hujjah. A. Karena masih perkataan Rasulullah maka
perkataan Nabi wajib diikuti diantara ucapan ulama lain.
Karena masih perkataan
Rasulullah Muliakan, hormati, jadikan sebagai ilmu.
Bila hadits dhoif berbicara
tentang masa depan, cukup di ilmui, cukup di dengar. Tapi jika jadi kenyataan,
maka hadits itu jadi shohih.
Kalau hadits dhoif di dukung
oleh jalur perawi lainnya maka haditsnya menjadi hasan lighoirih.
Ada hadits dhoif yang
mengatakan umur umat Rasulullah adalah 1400 Hijriyah. Tapi ada di hadits lain
mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wassalam bersabda “umur umatku
1 hari di hadapan Allah, dan Allah menambahkan setengah hari lagi, semoga
umatku tidak lelah karena Allah menambahkan setengah hari lagi”.
1 hari di hadapan Allah
yaitu 1000 tahun. Dan setengahnya adalah 500. Maka di hadits tersebut umur umat
islam adalah 1500 tahun Hijriyah.
Maka jumhur ulama
menyimpulkan, sepakat bahwa umur umat islam itu lebih dari 1400 tahun tapi
tidak lebih dari 1500 tahun.
Sudah sangat dekat kita
kepada hari akhir. Tapi jangan melemahkan semangat dalam kebaikan. Meskipun
besok adalah kiamat dan kau masih memilikj biji kurma, maka tanamlah. Artinya
sekecil apapun kebaikan yang kita tanam hari ini tetap dihitung pahala meski besok
adalah hari kiamat.
Komentar