Zalim atau aniaya,
bagaimanapun bentuk dan tujuannya sangat dilarang oleh Allah SWT. Bahkan Allah
menempatkan perbuatan tersebut (zalim) ke dalam dosa besar yang akan mendapat
balasan pedih di kekalnya akhirat. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah
SWT yang berbunyi, yaitu: “Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang
telah berbuat zalim kepada manusia dan telah melampaui batas di muka bumi tanpa
hak. Mereka akan mendapat azab yang pedih”. (QS. Asy-Syura :42)
Kata zalim (azh-zhulmu)
dengan beragam perubahan bentuknya telah disebutkan di dalam Al-Qur‘an sekitar
280 kali. Kesemuanya memperingatkan terhadap kezaliman, mengancam orang-orang
zalim, menjelaskan tempat kembali mereka, serta menyingkap penyesalan orang
zalim pada hari kiamat.
Allah SWT berfirman:
“(kepada Malaikat diperintahkan), ‘Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta
teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain
Allah. Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka’.” (Ash-Shâffât: 22-23).
Binasanya penduduk negeri,
juga disebabkan kezaliman mereka. Allah berfirman: “Dan begitulah azab Rabbmu,
apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya
azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.” (Hûd: 102).
Allah memberi tangguh azab
bagi orang yang zalim, bukan mengabaikannya. Allah SWT berfirman: “Dan
janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh
kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”
(Ibrâhîm: 42).
Ayat-ayat yang
memperingatkan terhadap kezaliman dan menjelaskan akibat buruknya sangat banyak
sekali. Hal ini memberikan peringatan bagi kita untuk tidak berbuat zalim dan
tidak boleh membiarkan kezaliman merajalela.
Rasulullah saw juga pernah
memberikan peringatan terhadap kezaliman dalam hadits dari Abdullah bin Umar
radhiallahuanhuma. “Kezaliman adalah kegelapan hari kiamat.” (HR Al-Bukhari dan
Muslim).
Abu Musa Al-Asy‘ari
r.a. dalam hadits Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya Allah memberi tangguh (waktu) bagi orang yang zalim.
Hingga jika Dia mengazabnya, dia tidak bisa meloloskan diri.”
Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu di dunia ini. Semua hal yang berdasarkan insan sulit terjadi, namun
bagi Allah Ta’ala hal itu sangatlah mudah. Sama halnya dengan perkataan buruk.
Bahwa Allah Ta’ala sangat tidak menyukai perkataan buruk, kecuali bagi mereka yang
teraniaya atau terzalimi dan bagi mereka yang terzalimi ialah doa yang
terkabulkan.
Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, yaitu: Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hendak
mengutus salah seorang sahabatnya, Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu ke
Yaman, beliau menitipkan beberapa pesan, di antaranya adalah, “Beritahukanlah
mereka bahwa Allah mewajibkan bagi mereka zakat yang diambil dari kalangan
orang mampu dari mereka dan dibagikan kepada kalangan yang faqir dari mereka.
Jika mereka menaati kamu dalam hal itu, maka janganlah kamu mengambil
harta-harta pilihan mereka. Dan takutlah terhadap doa orang yang terzalimi,
karena antara dia dan Allah tidak ada hijab (pembatas yang menghalangi)nya.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam firman-Nya Allah SWT
telah menuliskan dengan sangat jelas agar sebagai umat yang beriman tidak
pernah melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya serta mematuhi segala
perintah-Nya. Allah selalu melihat dan mengawasi semua yang dilakukan manusia
termasuk zalim sekecil apapun perbuatan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Surat Ibrahim ayat 42-45 yang berbunyi, “Dan janganlah sekali-kali kamu
Wahai (Muhammad) mengira bahwa Allah lengah, lalai, terhadap apa yang diperbuat
oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepeda mereka
sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.
Mereka datang bergegas
memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak
berkedip-kedip, hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia
terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azhab kepada mereka, maka berkatalah
orang yang zalim:”Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami
ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi
seruan-Mu dan akan mengikuti Rasul-Mu. (Dikatakan kepada mereka):” Bukankah
kamu telah bersumpah dulu (di dunia), bahwa sekalipun kamu tidak akan binasa?
Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang yang menganiaya diri
mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada
mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan”.
Dalam firman Allah tersebut
terkandung makna bahwa Dia tidak pernah lupa apalagi lalai untuk memberikan
balasan bagi orang yang berbuat zalim kepada sesamanya maupun dirinya sendiri.
Telah digambarkan bahwasannya orang-orang yang zalim, kelak (di akhirat) akan
datang tergesa memenuhi panggilan Allah SWT untuk meminta kembali di dunia agar
mereka dapat berbuat baik.
Namun, penyesalan semacam
itu tidak ada gunanya bagi Allah SWT dan khususnya para umat muslim itu sendiri
karena akhirat bersifat kekal serta penyesalan di alam sana tidak akan ada
gunanya. Jadi, sebagai muslim yang mengaku taat pada perintah Allah SWT,
hendaknya kita jauh dari perbuatan keji semacam itu.
Komentar