Langsung ke konten utama

KEYAKINAN PONDASI AWAL MENUJU KESUKSESAN

Keyakinan adalah kepercayaan atau kesadaran yang kuat tentang sesuatu, baik itu tentang diri sendiri, orang lain, atau situasi tertentu. Keyakinan dapat mempengaruhi perilaku, emosi, dan keputusan seseorang. Jenis-Jenis Keyakinan Keyakinan Diri: Keyakinan tentang kemampuan dan potensi diri sendiri. Keyakinan Sosial: Keyakinan tentang orang lain dan hubungan sosial. Keyakinan Religius: Keyakinan tentang agama dan kepercayaan. Keyakinan Filsafat: Keyakinan tentang prinsip-prinsip dasar kehidupan dan alam semesta. F ungsi Keyakinan Mengarahkan Perilaku: Keyakinan dapat mengarahkan perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Meningkatkan Motivasi: Keyakinan dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mencapai tujuan. Mengurangi Kecemasan: Keyakinan dapat mengurangi kecemasan dan ketidakpastian. Meningkatkan Kualitas Hidup: Keyakinan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan memberikan arah dan tujuan. Cara Membangun Keyakinan Mengembangkan Kemampuan: Mengembangkan kemamp...

Sumpah Pemuda Ditengah Demokrasi Semu

Sumpah Pemuda Ke-91

Tanggal 28 Oktober diperingati oleh setiap elemen Bangsa Indonesia sebagai Hari Sumpah Pemuda, termasuk hari Senin kemarin tanggal 28 Oktober 2019. Mengingatkan kembali bahwa ada hal sangat spiritual dan ideologis dalam hari Sumpah Pemuda, yakni ikrar bertanah air satu, berbangsa satu, berbahasa satu yaitu Indonesia.
Makna yang terkandung dalam sejarah Sumpah Pemuda telah mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa. Sumpah Pemuda membuktikan, perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”. Maka, Sumpah Pemuda hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk membawa negara ini ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar sesama anak bangsa sendiri.
Dinamika demokrasi Pemilihan Umum tahun 2019 sangat dinamis, mengajarkan bagaimana lawan bisa dikatakan kampret atau cebong. Mengajarkan bagaimana menilai integritas seseorang sangat subjektif dikemas hoax dan kebencian. Membangkitkan mayat-mayat mati dalam kuburan sejarah kebangsaan : Isu PKI, Antek Asing, Boneka, Pinokio, Pelanggar Ham, Oligarki, Neo Orba dan sebaginya menyimbolkan itula demokrasi Indonesia. Antara ini gerakan penyeimbang kekuasaan dan ini gerakan kepentingan salah satu pihak : GAMANG’. Semua terpolarisasi dalam pijakan mana yang merasa nyaman dan berpihak kepada pragmatisme pribadi. Bahkan korban tak pelak berjatuhan dari buah demokrasi sebagai mimpi Reformasi.
Dalam memandang UU yang dianggap memihak dan tidak memihak rakyat, semua tampil beringas dan terdepan dalam panggung jalanan. Baik dari masa bayaran maupun dari masa jual almamter di tengah trotoar, mulai dari masa anak STM sampai mengatas namakan agama maupun golongan. Hempasan abad baru,,,KATANYA.!!! Hempasan IPTEK telah mengubah proyeksi pertarungan dari konvensional ke gaya PESONA TANPA RONA, dia ada dimana-mana bisa menikam harkat dan martabat manusia baik yang sedang bersembunyi dilorong cacing tanah sampai diatas menara aparteman ibu kota Jakarta. Dia menusuk-nusuk dan menggerogoti SUMPAH PEMUDA, tanah air tidak satu,,, Dia berwarna: disana mau Merdeka, disana mau Berdiri atas nama Agama, disana mau berdiri atas nama Suku, disana mau berdiri atas nama Kekerasan. Bahasa Indonesia bukan lagi bahasa persatuan, dia sebagai alat perang mulai dari rebutan kekusaan dengan menipu rakyat, bahkan bahasa perang mengatas namakan SARA.
Bangsa ini tidak lagi SATU, dia bahkan mulai retak. Kebangkitan masa Populis yang masuk melalui perkembangan IPTEK, tanpa Ideologi tanpa Bahasa tanpa Indonesia tanpa Ikrar suci dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.!!!
Mereka-mereka (Elit) tampil manis dan cantik, menjual kepentingan rakyat kecil. Dibelakang bersole dengan oligarki-oligarki kotor dan merusak tatanan masyarakat kecil. Saya pancasila, diatas panggung pesta pora dan kongser rakyat ditengah penderitaan (Rakyat diterpa bencana, disana konflik, disini kemiskinan, disitu kelaparan, disana penuh kebencian). Tak pelak ketika ada pejabat negara kenai Tujah Kato kami, rakyat..”
Kesempitan rasa nasionalisme dan kebangsaan itu diajarkan elit, mengatakan rakyat malas, tanam sendiri, membebani negara, teriak sesaat, dan KAFIRRRR.!!!
Didepan mata rakyat melihat, bagaimana Elit itu menjadi pendusta jabatan dengan Korupsi setiap saat. Pendusta agama, besok cerama besok mereka jadi tersangka asusila. Elit politik, penghasil UU Kontroversi, dimata rakyat menolak.!!! Mereka menantang diskusi, mengaku kami perna mahasiswa. Media besar dikuasai elit partai, masyarakat dengan media alternatif dikatakan UU ITE. Maka sadarla kalian itu pemimpin yang dipilih, dan diberi amanah. Selama demokrasi hanya jadi alat pembodohan, mengambil kekuasaan dan mengeruk kekayaan negara, maka suara perlawanan yang mungkin dikatakan RADIKAL akan terus bergentayangan.!!! Karena suara kebenaran tak akan mati”.
Maka, demokrasi sangat Semu jauh dari substansi. Maka tak hayal mulai dari tidak demokratis  dan terbukanya rekrutmen calon wakil rakyat/ Kepala Daerah oleh partai politik, kemenangan karena politik uang, kemenangan karena kampanye hitam, kemenangan karena kedaerahan, ketidak percayaan terhadap penyelenggara, aturan tumpang tindi dan bahkan ada pasal-pasal karet dan pasal siluman, masyarakat masi latah dalam melihat demokrasi. Itula SUMPAH PEMUDA : Ditengah Demokrasi SEMU.!!!
Semoga rekonstruksi berpikir dan bertindak dalam momen Hari Sumpah Pancasila, kembali menempatkan Para Pemuda sebagai motor gerakan sosial. Dalam ilmu hukum minimal ada 3 (tiga) sistem penting yang perlu kita kaji dan renungkan kembal;
  1. Perbaikan aturan hukum terkait pemilu degan melibatkan partisifasi masyarakat, KPU, Bawaslu, dan semua elemen bangsa lainnya.
  2. Perbaikan struktur demokrasi, pematangan KPU sebagai lembaga teknis pemilu, perkuat lembaga Bawaslu sebagai pembaga Pengawas dan Penindak pelanggaran Pemilu, Perbaikan kelembagaan, mematangkan subsistem dan kelengkapan lainnya. Termasuk komitmen dalam menjaga integritas dan kapasitas kebangsaan bagi calon komisioner penyelenggara pemilu hingga Ad Hoc.
  3. Membangun cultur masyarakat yang melek demokrasi dan dewasa dalam berdemokrasi. Dengan membuka ruang partisifasi politik yang luas, terbuka, akuntabel, JURDIL, dan menjaga esensi kedaulatan rakyat. Pematangan ruang Pemantau pemilu disisi masyarakat, kebebasan dan perlindungan pers, dan memaksimalkan peran organisasi masyarakat/OKP/ NGO/ dan setiap elemen masyarakat lainnya.
Hingga demokrasi tidak lagi semu, dia menuju Demokrasi Substansi. Sehingga tantangan dalam Pemilihan Kepala Daerah tahun 2020, dan bahkan bicara Pemilu serentak nasional 2024 bukan menjadi momok bagi kita semua, khusunya Pemuda.
Semoga Hari Sumpah Pemuda, kembali mengajak kita apa itu Sumpa.? Dan Apa itu pemuda.
Penulis adalah Masyarakat Pinggiran Kota Bengkulu.
Awang Konaevi, S.H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara dan Kasiat Mengamalkan dzikir "YAA RAHMAN YAA RAHIM"

Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki banyak kasiat dan pada dasarnya setiap doa itu akan di ijabah karena keyakinan penyerahan diri kita kepada zat yang maha sempurna. Seperti yang disebutkan dalam hadis. “Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad). Dari hadis tersebut telah dapat kita pokok dasarnya bahwa doa yang kita panjatkan itu tergantung juga dengan keyakinan diri kita, jika ada secuilpun rasa ragu maka kemungkinan besar doa itu tidak sampai sebab masi ada yang menghalanginya, yaitu rasa was-was atau keraguan kita. Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki manfaat diantaranya yang akan penulis sampaikan ini manfaat dzikir Ya Rahman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quraan bahwa dengan menyebut asmaulhusna untuk bermohon pertolongan kepada Allah SWT. disebutkan dalam ayat: Hanya milik Allah asma’ulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tingg...

Biarkan Masa Lalu Berlalu Nikmati Masa Sekarang dan Yakin Akan Masa Depan

Kadang kalah dalam suasana kesunyian malam membawa kita akan cerita masa lalu yang telah kita lewati, suasana sunyih itu menghembuskan bayangan tersendiri yang membawa kita ke masa lalu dan membuat kita seakan ingin kembali lagi di masa lalu dan atau bisa membuat kita menangis menyesali akan masa lalu, namu biarkan cerita masa lalu itu menjadi bagian cerita kita yang akan meberi warna tersendiri untuk perjalanan hidup kita. Banyak cerita yang kadang kala membuat kita ingin mengulangnya kembali dan membawa kita terhanyut dengan kesendirian dan kesunyian itu, cerita-cerita yang telah kita lewati seperti menusuk di dalam rasa yang seolah mebawa kita kepada rasa yang tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Kita terbawa di dalam rasa akan masa lalu yang telah kita lewati seolah jika ada waktu kita ingin kembali di masa itu untuk menikmatinya kembali dan atau ingin mengubah ceritanya agar masa lalu itu menjadi cerita yang semakin indah. Rasa ini memang memiliki arti tersendiri dalam ke...

CONTOH DUPLIK UNTUK GUGATAN PMH

Duplik adalah jawaban kedua yang diajukan dalam proses sidang pengadilan. Duplik merupakan jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat. Duplik dapat diajukan secara tertulis maupun lisan. Dalam hukum acara pidana, duplik diajukan oleh penasihat hukum atau pembelaan terdakwa atas replik penuntut umum. Dalam hukum acara perdata, duplik diajukan oleh tergugat atas replik penggugat. Tujuan duplik adalah: Meneguhkan jawaban tergugat. Memberikan penjelasan lebih lanjut atau mengklarifikasi hal-hal yang dianggap penting oleh pihak tergugat. Mempertahankan argumentasi tergugat dalam jawabannya atas gugatan penggugat. Dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil atau pernyataan yang diajukan oleh tergugat tidak bertentangan dengan dalil yang telah dibuat dalam jawaban gugatan atau eksepsi. Duplik juga dapat diartikan sebagai upaya tergugat konvensi/penggugat rekonvensi dalam mempertahankan argumentasi dalam jawaban atas gugatan penggugat konvensi/tergugat rekonvensi. Contohnya : ........