Banyak terjadi dalam kehidupan, kita melihat
dalam kehidupan sehari-hari yang di dalam dunia pendidikan sewaktu disekolah,
ada seseorang yang waktu sekolah dulu sangat bodoh dalam hal pelajaran dan
pernah tidak naik kelas, namun dalam kehidupannya kini dia lebih sukses dari
seseorang yang mungkin lebih pintar di waktu sekolah. Orang-orang berpendapat
bahwa rizkinya memang di beri lebih dari tuhan, pendapat ini tidak salah tetapi
kita tidak mempelajari kenapa rizkinya di lebihkan padahal dalam hal kemampuan
di dunia pendidikan ada yang lebih pintar darinya tetapi dari segi ekonomi
sekarang jauh di bawanya.
Cobalah kita merenung dan mengkajinya, pasti
rizkinya di ebihkan oleh tuhan ada jalan
dan sebabnya. Bisa saja dia seorang pekerja keras atau seorang yang rajin,
namun kalau hanya di lihat dari sisi itu tidak menjadi dasar utamanya, karena
masih banyak orang yang pekerja keras dan rajin tetapi perekonomiannya tidak
berkembang. Palajarin dan lihat dengan baik-baik bahwa dia seseorang yang bodoh
di sekolah tersebut tetapi bisa sukses, kalau kita bisa sadari sebenarnya
dia telah menerapkan Hukum Tarik-Menarik.
Bila kita mengamati rahasia ini, kekuatan
pikiran dan kekuatan niat yang tertuang dalam tekatnyalah yang membuatnya dapat
dan bisa seperti itu, mungkin dia tidak menyadari bahwa dia telah menggunakan
Hukum Tarik-Menarik dalam kehidupannya. Dia mungkin bodoh dalam pelajaran di
sekolah tetapi kebodohannya dalam pelajaran di sekolah tersebut tidak menjadi
penentu bahwa kesuksesan tidak mengiringinya, karena bisa jadi dia tanpa di
sadarinya menggunakan Hukum Tarik-Menarik yang di implementasikannya secara
langsung, dengan ketika dia berpokus kepada kekayaan atau uang dan ketika itu
juga sebenarnya dia telah memanggil hal tersebut untuk datang, ketika dia telah
melihatnya di dalam benak maka secara tidak langsung dia telah menggenggamnya
di tangan.
Masi banyak hal-hal yang bisa kita lihat dan
pelajari, seperti juga cerita preman tobat. Kalau kita kaji maka hal yang sama
akan tertuang di sini, yaitu Hukum Tarik-Menarik. Memang kita harus mengakui
bahwa tobatnya pereman tersebut atas kehendak dan izin yang maha kuasa. Tetapi
coba kita berpikir lebih dalam lagi, seorang pereman tobat itu pasti ada sebab
yang menimbulkan akibat, pereman tersebut secara tidak langsung atau mungkin
dia sudah menyadari bahwa Hukum Tarik-Menarik telah dilakukannya. Karena dia
telah berfokos kepada penyesalan atas perbutannya selama ini dan membuat secara
tidak langsung bahwa dia telah menarik pintuh tobat.
Penjelasan penulis diatas masi ada sebagian
yang menjadi pertanyaan di benak ini yaitu, mengapa hal-hal yang tidak kita
inginkan masih terus bermunculan, sebenarnya jawapannya ada pada diri kita
sendiri, dari pertanyaan tersebut suda menggambarkan bahwa kita memikirkan apa
yang tidak kita inginkan, kita lebih memikirkan apa yang tidak kita inginkan
daripada apa yang kita inginkan. Cobalah sesuatu apa yang tidak kita inginkan
tidak kita pikirkan ataupun terpikir dengan kita, maka secara tidak langsung
kita telah menjauhi apa yang tidak kita inginkan tersebut.
Kalau kita kaji pada dasarnya itu tergantung
dengan apa yang tertanam di pikiran dan benak kita Hukum Tarik-Menarik, kita
telah tarik apa yang ditanam dalam pikiran kita dan secara langsung apa yang di
pikiran kita akan menarik, seperti di dalam satu hadis yang mengatakan bahwa,
yaitu: “Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka
baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan”
(HR Ahmad). Hadis ini secar tidak langsung menyebutkan Hukum Tarik-Menarik,
apabila sangkaan kita baik bisa malakukan sesuatu dan atau mendapatkan sesuatu
maka insak Allah sangkaan itu akan mengikuti kita.
Inilah sebagian penjelasan rahasianya hukum
tarik-menarik, dan akan saya jelaskan lebih lagi di tulisan saya yang
berikitnya. Terimakasih….!!!
Komentar