Hati adalah dunia abstrak, unik dan
berkembang, hati memiliki peranan yang sangat vital sebagai pengendali. Hati
dapat menentukan baik buruk dan hitam putihnya seluruh amalan dan aspek
kehidupan seorang muslim. Hati kadang mudah untuk berubah dan sukar di baca,
senantiasa berkembang dan pasang surut, oleh karena itu hati sangatlah wajib di
jaga. Begitu banyak manusia yang cerdas otaknya tetapi akhirnya menjadi orang
yang hina karena memiliki hati yang sakit (Qalbun Maridh). Di dalam sebuah
hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, “Ketahuilah bahwa sesunggunya pada
diri anak adam terdapat segumpal daging. Apabilah segumpal daging ini baik,
maka menjadi baik pula seluruh tubuhnya. Apabilah rusak, maka menjadi rusak
pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati”.
Bergantung kepada selain Allah
Ini adalah faktor terbesar perusak hati.
Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya dari bertawakkal dan bergantung kepada
selain Allah.
Jika seseorang bertawakkal kepada selain
Allah maka Allah akan menyerahkan urusan orang tersebut kepada sesuatu yang ia
bergantung kepadanya. Allah akan menghinakannya dan menjadikan perbuatannya
sia-sia. Ia tidak akan mendapatkan sesuatu pun dari Allah, juga tidak dari
makhluk yang ia bergantung kepadanya. Allah berfirman, artinya: “Dan mereka
telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar sembahan-sembahan itu
menjadi pelindung bagi mereka. Sekali-kali tidak, kelak mereka
(sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya)
terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka.”
(Maryam: 81-82).
“Mereka mengambil sembahan-sembahan selain
Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat
menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan
untuk menjaga mereka.” (Yasin: 74-75)
Maka orang yang paling hina adalah yang
bergantung kepada selain Allah. Ia seperti orang yang berteduh dari panas dan
hujan di bawah rumah laba-laba. Dan rumah laba-laba adalah rumah yang paling
lemah dan rapuh. Lebih dari itu, secara umum, asal dan pangkal syirik adalah
dibangun di atas ketergantungan kepada selain Allah. Orang yang melakukannya
adalah orang hina dan nista. Allah berfirman, artinya: “Janganlah kamu adakan
tuhan lain selain Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan
(Allah).” (Al-Isra”: 22)
Terkadang keadaan sebagian manusia tertindas
tapi terpuji, seperti mereka yang dipaksa dengan kebatilan. Sebagian lagi
terkadang tercela tapi menang, seperti mereka yang berkuasa secara batil.
Sebagian lagi terpuji dan menang, seperti mereka yang berkuasa dan berada dalam
kebenaran. Adapun orang yang bergantung kepada selain Allah (musyrik) maka dia
mendapatkan keadaan yang paling buruk dari empat keadaan manusia, yakni tidak
terpuji dan tidak ada yang menolong.
Melalaikan dan Menyibukkan diri dengan selain
Allah
Sedikit mengingat Allah dan dan banyak
menyibukkan diri dengan urusan duniawi akan merusak hati, Allah SWT berfirman,
“janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya Kami lalaikan dari mengingat
Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”
(QS Al Kahfi ayat 28)
Dosa dan Maksiat
Dosa dan maksiat sangatlah memiliki dampak
yang sangat besar pada segala bidang kehidupan, ia berefek buruk terhadap
kesehatan, pembentukan karakter, pergaulan sosial, bahkan berdampak buruk juga
terhadap perolehan rezeki. bahwa betapa besarnya dampak dosa dan maksiat pada
segala bidang kehidupan, ia berefek buruk terhadap kesehatan, pembentukan
karakter, pergaulan sosial, bahkan berdampak buruk juga terhadap perolehan rezeki.
Dosa dan maksiat dapat meninggalkan bercak
dan noda hitam di hati, semakin banyak dosa dan maksiat yang kita lakukan maka
semakin banyak juga noda hitam di hati kita, akibatnya hati kita akan menjadi
hitam dan terhalang dari cahaya Allah SWT. Rasulullah bersabda, seorang mukmin
apabilah melakukan suatu dosa, maka bercak hitam akan muncul di hatinya.
Meninggalkan dosa dan beristighfar, maka hatinya kembali mengkilat jika ia
menambahkan perbuatan dosanya maka bertambah bercak hitam sehingga menutupi hatinya.
Itulah noda yang disebutkan Allah SWT di dalam Al-Quraan.
Bergaul dengan orang-orang berprilaku buruk
Teman yang buruk akan memberikan pengaruh
yang buruk bagi siapa pun yang bergaul dengannya. Karenanya Rasulullah melarang
kita berteman dengan yang jahat dan berprilaku buruk. Sebagaimana di dalam
hadis, “perumpamaan teman yang buruk adalah seperti tukang pembuat arang, jika
kamu tidak terkena arangnya, maka kamu akan terkena asapnya”. (HR Ahmad)
Banyak Tertawa (bercanda)
Banyak tertawa tidak hanya merusak hati,
bahkan akan mematikannya, sebagaimana di dalam hadis Rasulullah SAW. Bersabda,
yaitu: “jangan kamu memperbanyak tertawa, karena banyak tawa akan mematikan
hati”. (HR. Ibnu Majah)
Seseorang yang banyak tertawa apalagi sebab
bercanda akan menyebabkan kurang berempati dan banyak menyakiti hati orang
lain, sedangkan ia tidak menyadarinya. Seringkali ia seseorang yang lagi
bercanda berbohong untuk menciptakan suasana humor dan canda tawa sehingga
menjerumuskan diri kepada perbuatan yang dilaknat Allah SWT.
Kadang kala dalam bercanda, selera humor akan
mendorongnya untuk terus bercanda dan tertawa meskipun dengan menjadikan Allah,
Rasul, atau Alim ulama sebagai bahan tertawaan, yang baik disengaja ataupun
yang tidak disengajah. Hal tersebut sebagaimana dalam Al-Quraan disebutkan
yaitu yang dilakukan orang-orang munafik yang mengolok-olok Nabi SAW dan para
sahabat. Ketika beliau bartanya, mereka hanya berkata, “Sesunggunya kami hanya
sekedar berkelakar dan bercanda”. (QS. At Taubah ayat 65).
Didalam kehidupan sehari-hari kita sudah
sering kita melihat dan mendengar orang-orang yang dalam pernyataannya hanya
bercanda mengolok-olok para Alim Ulama, Sahabat Nabi dan bahkan Nabi dan Allah
SWT.
Berlebihan Makanan dan Minum
Makanan perusak ada dua macam.
Pertama, merusak karena dzat/materinya, dan
ia terbagi menjadi dua macam. Yang diharamkan karena hak Allah, seperti
bangkai, darah, anjing, binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku
tajam. Kedua, yang diharamkan karena hak hamba, seperti barang curian, rampasan
dan sesuatu yang diambil tanpa kerelaan pemiliknya, baik karena paksaan, malu
atau takut terhina.
Kedua, merusak karena melampaui ukuran dan
takarannya. Seperti berlebihan dalam hal yang halal, kekenyangan kelewat batas.
Sebab yang demikian itu membuatnya malas mengerjakan ketaatan, sibuk
terus-menerus dengan urusan perut untuk memenuhi hawa nafsunya. Jika telah
kekenyangan, maka ia merasa berat dan karenanya ia mudah mengikuti komando
setan. Setan masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah. Puasa
mempersempit aliran darah dan menyumbat jalannya setan. Sedangkan kekenyangan
memperluas aliran darah dan membuat setan betah tinggal berlama-lama.
Barangsiapa banyak makan dan minum, niscaya akan banyak tidur dan banyak
merugi.
Berlebihan dalam segalah sesuatu urusan dunia
adalah perbuatan tercela dan dilarang, kalau dalam urusan makan dan minum Allah
berfirman dalam QS. Al A’raf ayat 31 yang artinya, “Makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”
Dalam sebuah hadits masyhur disebutkan:
“Tidaklah seorang anak Adam memenuhi bejana yang lebih buruk dari memenuhi
perutnya (dengan makanan dan minuman). Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap
(makanan) yang bisa menegakkan tulang rusuknya. Jika harus dilakukan, maka
sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk
nafasnya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).
Kebanyakan tidur
Banyak tidur mematikan hati, memenatkan
badan, menghabiskan waktu dan membuat lupa serta malas. Di antara tidur itu ada
yang sangat dibenci, ada yang berbahaya dan sama sekali tidak bermanfaat.
Sedangkan tidur yang paling bermanfaat adalah tidur saat sangat dibutuhkan.
Segera tidur pada malam hari lebih baik dari
tidur ketika sudah larut malam. Tidur pada tengah hari (tidur siang) lebih baik
daripada tidur di pagi atau sore hari. Bahkan tidur pada sore dan pagi hari
lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya.
Di antara tidur yang dibenci adalah tidur antara
shalat Shubuh dengan terbitnya matahari. Sebab ia adalah waktu yang sangat
strategis. Karena itu, meskipun para ahli ibadah telah melewatkan sepanjang
malamnya untuk ibadah, mereka tidak mau tidur pada waktu tersebut hingga
matahari terbit. Sebab waktu itu adalah awal dan pintu siang, saat diturunkan
dan dibagi-bagikannya rizki, saat diberikannya barakah. Maka masa itu adalah
masa yang strategis dan sangat menentukan masa-masa setelahnya. Karenanya,
tidur pada waktu itu hendaknya karena benar-benar sangat terpaksa.
Secara umum, saat tidur yang paling tepat dan
bermanfaat adalah pada pertengahan pertama dari malam, serta pada seperenam
bagian akhir malam, atau sekitar delapan jam. Dan itulah tidur yang baik
menurut pada dokter. Jika lebih atau kurang daripadanya maka akan berpengaruh
pada kebiasaan baiknya. Termasuk tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur pada
awal malam hari, setelah tenggelamnya matahari. Dan ia termasuk tidur yang
dibenci Rasul Shallallahu “alaihi wa sallam .
Didalam agama Islam aktifitas tidur diatur
sebagaimana Rasulullah bersabda, “Hai Aisyah, sesunggunya kedua mata ku
tertidur namun hati ku tidak tidur”
Hadis diatas menunjukkan bahwa apabilah mata
seseorang tertidur, maka tidurlah pula hatinya kecuali Rasulullah SAW. Hati
beliau tetap terjaga dan mengingat Allah SWT. Jadi kalua kita tidur, maka hati
kita juga tidur, tidur pada hakikatnya ialah kematian kecil. Karenanya para
ulama salaf berusaha untuk mengurangi jam tidur mereka, bahkan diantara mereka
ada yang tidak tidur dan tidak makan dalam waktu yang lama, kecuali saat dimana
fisiknya sangat membutuhkan. Diriwayatkan bahwa Imamul Haramain berkata, “ aku
tidak perna tidur dan makan sebagai suatu kebiasaan. Aku tidur jika terkalahkan
oleh rasa kantuk, baik siang maupun malam hari. Aku tidak makan kecuali
apabilah aku berhasrat makan diwaktu kapan pun.
Komentar