Dalam meraih sukses tentu diperlukan rencana-rencana
cerdas dan matang. Inilah yang juga diperlukan setiap Muslim yang ingin meraih
sukses ibadahnya, terlebih khusus ibadah di bulan Ramadhan. Sudah menjadi
tradisi setiap Ramadhan akan terdapat peningkatan aktivitas keislaman. Di
mana-mana banyak diselenggarakan kajian-kajian Islam, gerakan sosial sedekah
dan zakat, sholat sunnah berjamah dan ibadah lainnya.
Agar kita dapat menunaikan semua itu tanpa
meninggalkan kewajiban pribadi, maka perlu sekali untuk menyusun program selama
Ramadhan. Tentu program-program yang baik dan bernilai manfaat seperti
menyiapkan takjil berbuka bagi orang lain, aktif mengikuti kegiatan di masjid
sekitar, menyantuni anak-anak yatim dan kaum dhuafa, memperbanyak
bersilaturrahim, mengadakan kajian-kajian yang membahas seputar keutamaan
Ramadhan dan program lainnya.
Persiapan menyambut bulan puasa tidak hanya
bersifat material semata, namun juga harus didukung oleh konsep spiritual yang
benar-benar terprogram. Dengan kata lain, semaksimal mungkin kita harus
mempersiapkan diri dan rohani untuk menyongsong datangnya bulan Ramadhan.
Banyak hal yang mesti dipersiapkan sebelum kita menjalankan ibadah puasa di
bulan Ramadhan, agar ibadah puasa kita tidak percuma. Sebagaimana peringatan
dari Rasulullah, bahwa: “Banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan
apa-apa, kecuali lapar dan dahaga.”(HR. Ahmad).
Banyak hal yang telah dicontohkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wassallam dalam rangka menyambut Ramadhan demi meraih
kualitas terbaik selama beribadah di bulan Ramadhan. Etika menyambut Ramadhan
harus benar-benar dijaga agar tidak merusak amalan selama menunaikan ibadah
puasa dan ibadah lainnya.
Beberapa hal yang semestinya kita
prioritaskan sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadhan di antaranya:
1. Pelajari Fiqih seputar shaum Ramadhan
Meningkatkan Khazanah Keilmuan. Setiap Muslim
diwajibkan membekali diri dengan ilmu ketika hendak beribadah kepada Allah.
Harapannya agar amal ibadah yang dilakukannya sesuai dengan tuntunan Islam.
Demikian halnya ibadah di bulan Ramadhan terutama puasa, kita harus mengetahui
rukun dan hal-hal yang dapat merusak ibadah puasa. Perintah berilmu juga
merupakan perintah Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Anbiya’ [21]: 7,
Artinya: “Maka bertanyalah pada
orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.”
Mengkaji tsaqafah-tsaqafah Islam terkait
bulan Ramadhan termasuk, fiqih shaum. Ini merupakan sebuah prioritas depan.
Mempelajari Hukum Seputar Puasa yang Wajib Anda Ketahui.
2. Pelajari fadhilah-fadhilah di bulan
Ramadhan
Kewajiban kita memang banyak, namun
insyaAllah itu semua bisa kita usahakan agar tertunaikan. Nah, selain untuk
perihal wajib itu, ada baiknya waktu kita juga kita gunakan untuk lebih
melakoni perihal sunnah. Maka, agar lebih semangat, ada baiknya kita kaji atau
kita ingat-ingat lagi apa saja keutaman-keutaman di bulan Ramadhan ini. Semoga,
dengan begitu bisa semakin menambah semangat kita beramal.
Yang fardhu memang sudah sepatutnya kita
kerjain baik saat Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Nggak usah ditanya. Begitu
pula yang sunnah, pun memang sepatutnya kita kerjain baik saat Ramadhan maupun
di luar Ramadhan. Nah, namun, mumpung di Ramadhan ini “reward” dari amalan
sunnah tersebut lebih lebih, maka ada baiknya kita lebih getol mengerjakannya.
3. Segera meng-qadha’ kewajiban puasa
Ramadhan sebelumnya yang belum Anda tunaikan
Bagi Anda yang tahun lalu ada bolong
puasanya, tidak full sebulan Ramadhan; maka tentunya wajib meng-qadha’-nya. Dan
yang namanya kewajiban itu tak boleh ditunda-tunda, harus disegerakan. Mumpung
masih bulan Sya’ban. Kalau ada orang yang nunda-nunda tanpa udzur syar’i, dia
berdosa.
Ingat
hadits dari A`isyah RA, bahwa dia berkata,”Aku tidaklah meng-qadha`
sesuatu pun dari apa yang wajib atasku dari bulan Ramadhan, kecuali di bulan
Sya’ban hingga wafatnya Rasulullah SAW.” [HR. At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, dan
Ahmad, hadits sahih). (Terdapat hadits-hadits yang semakna dalam lafazh-lafazh
lain sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Lihat Imam Syaukani,
Nailul Authar, hal. 871-872, hadits no. 1699].
4. Berniat dan Perbanyak Berdoa
Sesungguhnya baik buruknya amal seseorang
terletak pada niatnya. Dengan niat yang benar dan ikhlas karena mengharap ridho
Allah maka insya Allah puasa kita akan berkualitas. Setelah memiliki niat yang
benar, maka berdoalah kepada Allah, memohon untuk dijaga hati dan diri kita
agar benar-benar siap menyambut bulan Ramadhan. Tentunya dengan doa kita juga
berharap Allah mempertemukan kita dengan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat
baik jasmani dan rohani, serta memiliki semangat beribadah. Rasulullah pernah
berdoa, “Ya Allah berkahilah kami di bulan
Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami
dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani).
5. Mensucikan Diri
Tentu ia harus bersih diri, tempat dan
lingkungan sekitarnya. Demikian halnya Ramadhan, bulan yang dimuliakan Allah
dan Rasulullah tersebut. Seharusnya kita membersihkan diri dari segala dosa dan
meninggalkan segala maksiat untuk menyambut kedatangan Ramadhan, bulan penuh
berkah ini.
Betapa rugi orang-orang yang berpuasa menahan
lapar dan dahaga, tetapi dirinya masih berbuat maksiat. Sebagaimana dalam
haditsnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda, ”Barangsiapa yang
tidak meninggalkan perkataan dusta dan beramal dengannya maka tidak ada bagi
Allah kepentingan terhadap puasa (yang sekedar meninggalkan makan dan minum.”
(Riwayat Bukhari).
Demikianlah beberapa hal yang semestinya
menjadi etika kita ketika menyambut datangnya bulan penuh berkah ini. Tujuannya
semata-mata demi meraih ridho Allah karena kita dapat mengisi bulan Ramadhan
dengan amal ibadah yang maksimal dan dapat mengambil manfaatnya. Semoga kita
dapat menyelesaikan ibadah di bulan Ramadhan ini dengan predikat terbaik di
hadapan Allah dan kita dijauhkan dari hal-hal yang membuat ibadah kita sia-sia.
“Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Dan berapa banyak orang yang mendirikan shalat malam hanya mendapatkan begadang saja.” (HR. An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hubban).
Komentar