Langsung ke konten utama

KETIKA CINTA TAPI BUKAN JODOH

Cinta adalah perasaan kasih sayang, kepedulian, dan kesetiaan yang kuat terhadap seseorang, sesuatu, atau ide. Cinta dapat mempengaruhi perilaku, emosi, dan keputusan seseorang. Jenis-Jenis Cinta Cinta Romantis: Cinta yang berfokus pada hubungan asmara dan keintiman fisik. Cinta Persahabatan: Cinta yang berfokus pada hubungan persahabatan dan kepedulian terhadap orang lain. Cinta Keluarga: Cinta yang berfokus pada hubungan keluarga dan kepedulian terhadap anggota keluarga. Cinta Diri Sendiri: Cinta yang berfokus pada penghargaan dan kepedulian terhadap diri sendiri. Cinta Universal: Cinta yang berfokus pada kepedulian dan kasih sayang terhadap semua makhluk hidup. Karakteristik Cinta Kasih Sayang: Cinta diidentik dengan kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain. Kesetiaan: Cinta seringkali diidentik dengan kesetiaan dan komitmen terhadap orang lain. Kepercayaan: Cinta memerlukan kepercayaan dan kejujuran dalam hubungan. Kepedulian: Cinta diidentik dengan kepedulian dan perhatian ...

Nama-Nama Allah SWT

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Seorang muslim tidak akan tidak tau dengan nama-nama Allah, tetapi tidak semua muslim hapal dan memehami nama-nama Allah tersebut, padahal dengan membaca dan memahami nama-nama Allah SWT. tentu kita semua bisa mendapatkan faedah.

Dalam hal mengetahui, menghapal dan memahami nama-nama Allah SWT ini, kita dapat ilmu-ilmu mengenai dan memahami nama-nama dan sifat-sifat, adapun mengenai dan memahami asmaul husna, yaitu: Ilmu mengenai nama-nama serta sifat-sifat Allah SWT. merupakan ilmu yang paling mulia, serta paling utama yang terkandung dalam Alquran. Ilmu ini memiliki tempat kedudukan yang agung serta derajatnya paling tinggi, seta membaca atau memahami nama-nama dari sifat Allah merupakan usaha meningkatkan keimanan kita.

Mengenal serta memahami nama-nama serta sifat-sifat Allah SWT. maka kita sebagai seorang hamba akan terus bertambah kecintaan kepada Rabbnya. Memahami dan mengenal Allah SWT. dengan nama-nama serta sifatnya merupakan salah satu dasar keimanan seorang hamba, semakin banyaknya seorang hamba mengingat Rabbnya maka keimanannya akan semakin kuat.

Asmaul Husna dapat diartikan sebagai Nama-nama terbaik, terindah, serta nama-nama yang memiliki makna terluas dan terdalam. Adapun jumlah Asmaul Husna menurut beberapa Imam adalah berbeda-beda, ada imam yang menyebut bahwa jumlah asmaul Husna itu adalah 84, 95, 99, 100, dan bahkan ada imam yang menyebutkan bahwa jumlah asmaul Husna adalah 167 (pendapat dari Ibnu Al- Wasir).

Akan tetappi sebagian besar ulama sepakat bahwa jumlah asmaul husna adalah 99, sebagaimana Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam berikut : “Dari abi hurairah Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu; barang siapa yang menghitungnya (menghafalnya) ia masuk surga.” (HR Bukhari, no.2736 dan Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493).

Dalam Tafsir Al Qur’anil Adhim, Ibnu Katsir mengetengahkan hadits tentang doa dengan asmaul husna. Lalu seorang sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda: “Benar, dianjurkan bagi setiap orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya” (HR. Ahmad)

Sebuah imbauan dan sekaligus tantangan bagi kita semua untuk mendapatkan metodik berdzikir Al Asma’ul Husna yang tepat dan benar, karena dibalik nama-nama Allah itu tersimpan kekuatan dahsyat yang merupakan sumber keunggulan umat Islam, yang percikan-percikannya antara lain berupa fadhilah-fadhilah Al Asma’ul Husna.

“Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai Asmaul Husna. Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al- Hasyr ayat 24)

“Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik)” (QS. Thaha ayat 8)

“Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa’ul husna (nama-nama yang terbaik)…” (QS. AL- Isra’ ayat 110)

Penulis Fiqih Islam wa Adillatuhu itu juga menjelaskan, seorang hamba mesti berdoa kepada Allah dengan nama-namaNya dan tidak boleh menyeru Allah kecuali dengan nama-namaNya yang baik.

Berdoa dengan menyebut asmaul husna, baik secara keseluruhan atau disesuaikan dengan konteks doanya, membawa keutamaan dikabulkannya doa.

“Hanya milik Allah al-Asma-ul Husna (nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama baik itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf ayat 180)

Adapun ke 99 Asmaul Husna adalah:

  1. Ar Rahman: Yang Maha Pengasih
  2. Ar Rahiim: Yang Maha Penyayang
  3. Al Malik: Yang Maha Merajai/Memerintah
  4. Al Quddus: Yang Maha Suci
  5. As Salaam: Yang Maha Memberi Kesejahteraan
  6. Al Mu`min: Yang Maha Memberi Keamanan
  7. Al Muhaimin: Yang Maha Pemelihara
  8. Al `Aziiz: Yang Maha Perkasa
  9. Al Jabbar: Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
  10. Al Mutakabbir: Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
  11. Al Khaliq: Yang Maha Pencipta
  12. Al Baari`: Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
  13. Al Mushawwir: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
  14. Al Ghaffaar: Yang Maha Pengampun
  15. Al Qahhaar: Yang Maha Memaksa
  16. Al Wahhaab: Yang Maha Pemberi Karunia
  17. Ar Razzaaq: Yang Maha Pemberi Rezeki
  18. Al Fattaah: Yang Maha Pembuka Rahmat
  19. Al `Aliim: Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
  20. Al Qaabidh: Yang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
  21. Al Baasith: Yang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
  22. Al Khaafidh: Yang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
  23. Ar Raafi`: Yang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
  24. Al Mu`izz: Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
  25. Al Mudzil: Yang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
  26. Al Samii`: Yang Maha Mendengar
  27. Al Bashiir: Yang Maha Melihat
  28. Al Hakam: Yang Maha Menetapkan
  29. Al `Adl: Yang Maha Adil
  30. Al Lathiif: Yang Maha Lembut
  31. Al Khabiir: Yang Maha Mengenal
  32. Al Haliim: Yang Maha Penyantun
  33. Al `Azhiim: Yang Maha Agung
  34. Al Ghafuur: Yang Maha Pengampun
  35. As Syakuur: Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
  36. Al `Aliy: Yang Maha Tinggi
  37. Al Kabiir: Yang Maha Besar
  38. Al Hafizh: Yang Maha Memelihara
  39. Al Muqiit: Yang Maha Pemberi Kecukupan
  40. Al Hasiib: Yang Maha Membuat Perhitungan
  41. Al Jaliil: Yang Maha Mulia
  42. Al Kariim: Yang Maha Mulia
  43. Ar Raqiib: Yang Maha Mengawasi
  44. Al Mujiib: Yang Maha Mengabulkan
  45. Al Waasi`: Yang Maha Luas
  46. Al Hakiim: Yang Maha Maka Bijaksana
  47. Al Waduud: Yang Maha Mengasihi
  48. Al Majiid: Yang Maha Mulia
  49. Al Baa`its: Yang Maha Membangkitkan
  50. As Syahiid: Yang Maha Menyaksikan
  51. Al Haqq: Yang Maha Benar
  52. Al Wakiil: Yang Maha Memelihara
  53. Al Qawiyyu: Yang Maha Kuat
  54. Al Matiin: Yang Maha Kokoh
  55. Al Waliyy: Yang Maha Melindungi
  56. Al Hamiid: Yang Maha Terpuji
  57. Al Muhshii: Yang Maha Mengkalkulasi
  58. Al Mubdi`: Yang Maha Memulai
  59. Al Mu`iid: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
  60. Al Muhyii: Yang Maha Menghidupkan
  61. Al Mumiitu: Yang Maha Mematikan
  62. Al Hayyn: Yang Maha Hidup
  63. Al Qayyuum: Yang Maha Mandiri
  64. Al Waajid: Yang Maha Penemu
  65. Al Maajid: Yang Maha Mulia
  66. Al Wahiid: Yang Maha Tunggal
  67. Al Ahad: Yang Maha Esa
  68. As Shamad: Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
  69. Al Qaadir: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
  70. Al Muqtadir: Yang Maha Berkuasa
  71. Al Muqaddim: Yang Maha Mendahulukan
  72. Al Mu`akkhir: Yang Maha Mengakhirkan
  73. Al Awwal: Yang Maha Awal
  74. Al Aakhir: Yang Maha Akhir
  75. Az Zhaahir: Yang Maha Nyata
  76. Al Baathin: Yang Maha Ghaib
  77. Al Waali: Yang Maha Memerintah
  78. Al Muta`aalii: Yang Maha Tinggi
  79. Al Barri: Yang Maha Penderma
  80. At Tawwaab: Yang Maha Penerima Tobat
  81. Al Muntaqim: Yang Maha Pemberi Balasan
  82. Al Afuww: Yang Maha Pemaaf
  83. Ar Ra`uuf: Yang Maha Pengasuh
  84. Malikul Mulk: Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
  85. Dzul Jalaali Wal Ikraam: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
  86. Al Muqsith: Yang Maha Pemberi Keadilan
  87. Al Jamii`: Yang Maha Mengumpulkan
  88. Al Ghaniyy: Yang Maha Kaya
  89. Al Mughnii: Yang Maha Pemberi Kekayaan
  90. Al Maani: Yang Maha Mencegah
  91. Ad Dhaar: Yang Maha Penimpa Kemudharatan
  92. An Nafii`: Yang Maha Memberi Manfaat
  93. An Nuur: Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
  94. Al Haadii: Yang Maha Pemberi Petunjuk
  95. Al Baadii : Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
  96. Al Baaqii: Yang Maha Kekal
  97. Al Waarits: Yang Maha Pewaris
  98. Ar Rasyiid: Yang Maha Pandai
  99. As Shabuur: Yang Maha Sabar

Inilah mengenai nama-nama dari Allah SWT. yang wajib di pelajari dan di ketahui oleh hambanya, mungkin ini bermanfaat untuk pembaca dan apabila dalam penulisan ada kesalahan di sengaja atau tidak di sengaja mohon di maafkan dan kepada Allah penulis mohon ampun.

Untuk manfaat  dan cara zhikir nama-nama Allah SWT. akan penulis tulis di penulis yang akan datang, terimakasih.

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad SAW. keluarga dan para sahabatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara dan Kasiat Mengamalkan dzikir "YAA RAHMAN YAA RAHIM"

Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki banyak kasiat dan pada dasarnya setiap doa itu akan di ijabah karena keyakinan penyerahan diri kita kepada zat yang maha sempurna. Seperti yang disebutkan dalam hadis. “Aku mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad). Dari hadis tersebut telah dapat kita pokok dasarnya bahwa doa yang kita panjatkan itu tergantung juga dengan keyakinan diri kita, jika ada secuilpun rasa ragu maka kemungkinan besar doa itu tidak sampai sebab masi ada yang menghalanginya, yaitu rasa was-was atau keraguan kita. Dzikir dengan asma’ulhusna memiliki manfaat diantaranya yang akan penulis sampaikan ini manfaat dzikir Ya Rahman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quraan bahwa dengan menyebut asmaulhusna untuk bermohon pertolongan kepada Allah SWT. disebutkan dalam ayat: Hanya milik Allah asma’ulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tingg...

Biarkan Masa Lalu Berlalu Nikmati Masa Sekarang dan Yakin Akan Masa Depan

Kadang kalah dalam suasana kesunyian malam membawa kita akan cerita masa lalu yang telah kita lewati, suasana sunyih itu menghembuskan bayangan tersendiri yang membawa kita ke masa lalu dan membuat kita seakan ingin kembali lagi di masa lalu dan atau bisa membuat kita menangis menyesali akan masa lalu, namu biarkan cerita masa lalu itu menjadi bagian cerita kita yang akan meberi warna tersendiri untuk perjalanan hidup kita. Banyak cerita yang kadang kala membuat kita ingin mengulangnya kembali dan membawa kita terhanyut dengan kesendirian dan kesunyian itu, cerita-cerita yang telah kita lewati seperti menusuk di dalam rasa yang seolah mebawa kita kepada rasa yang tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Kita terbawa di dalam rasa akan masa lalu yang telah kita lewati seolah jika ada waktu kita ingin kembali di masa itu untuk menikmatinya kembali dan atau ingin mengubah ceritanya agar masa lalu itu menjadi cerita yang semakin indah. Rasa ini memang memiliki arti tersendiri dalam ke...

CONTOH DUPLIK UNTUK GUGATAN PMH

Duplik adalah jawaban kedua yang diajukan dalam proses sidang pengadilan. Duplik merupakan jawaban tergugat atas replik yang diajukan penggugat. Duplik dapat diajukan secara tertulis maupun lisan. Dalam hukum acara pidana, duplik diajukan oleh penasihat hukum atau pembelaan terdakwa atas replik penuntut umum. Dalam hukum acara perdata, duplik diajukan oleh tergugat atas replik penggugat. Tujuan duplik adalah: Meneguhkan jawaban tergugat. Memberikan penjelasan lebih lanjut atau mengklarifikasi hal-hal yang dianggap penting oleh pihak tergugat. Mempertahankan argumentasi tergugat dalam jawabannya atas gugatan penggugat. Dalam menyusun duplik, diharapkan dalil-dalil atau pernyataan yang diajukan oleh tergugat tidak bertentangan dengan dalil yang telah dibuat dalam jawaban gugatan atau eksepsi. Duplik juga dapat diartikan sebagai upaya tergugat konvensi/penggugat rekonvensi dalam mempertahankan argumentasi dalam jawaban atas gugatan penggugat konvensi/tergugat rekonvensi. Contohnya : ........